Pages

Friday, January 18, 2019

Toilet Canggih saat Jenuh Politik - Kaltim Post

PROKAL.CO,  PENGANEKARAGAMAN bidang usaha ternyata tak hanya pada bisnis konvensional. Yang harus menyesuaikan zaman. Agar terus tumbuh pada era yang semakin maju. Bidang bisnis yang modern pun merasa perlu melakukan diversifikasi. Buktinya Xiaomi. Perusahaan telepon seluler itu bahkan mengembangkan unit usahanya ke corak lain. Bukan komputer. Bukan kamera. Bukan drone. Apalagi gim online.     

 "Bisnis" baru yang dikembangkan perusahaan asal Tiongkok itu adalah toilet. Yup, tempat buang hajat. Jangan kaget. Yang mereka hadirkan adalah tempat buang hajat kekinian. Yang menghadirkan nuansa masa depan. Yang bertabur kecanggihan.

Perusahaan ini ingin menggabungkan teknologi dengan kodrat manusia saat melakukan aktivitas yang sangat pribadi. Inovasi sudah dilakukan Xiaomi akhir tahun lalu. Kaltim Post lewat kolom Bizzot di halaman Pro Bisnis mengulasnya pada edisi 28 November 2018.         

Disebutkan, toilet duduk yang dihadirkan itu bisa mengatur aliran dan suhu air dengan suara. Nama toilet pintar itu Smart Toilet Seat Cover AI. Toilet dibekali asisten virtual cerdas bernama XiaoAI. Perangkat ini mendukung perintah suara untuk mengaktifkan beberapa fitur. Seperti pembilasan otomatis, proses pencucian, aliran air, serta suhu air. Selain itu, dengan dukungan Mi Band, pengaturan bisa disesuaikan secara otomatis tanpa perlu diulang setiap kali menggunakan toilet ini. Permukaan kursi ini sendiri diklaim aman dari kuman. Mampu membunuh 99,9 persen bakteri E-Coli berkat filter khusus. Smart Toilet Seat Cover AI dibanderol dengan harga sekira Rp 2,7 juta. Saat itu.

Saya lagi membayangkan, bagaimana saat  kebelet terus ketemu toilet begitu. Untuk pertama kali. Pasti auto keki.  Saya pernah menduduki toilet yang selevel di bawah milik Xiaomi itu. Toilet duduk yang banyak tombolnya. Pertama ketemu, saya kegirangan. Terheran-heran. Terus bergumam; wuih mantapnya, wuih kerennya...

Saya ketemu toilet itu saat liputan di Tokyo, Jepang, Ramadan tahun lalu. Di mayoritas tempat yang saya datangi, toilet duduknya begitu. Banyak tombol. Seperti toilet di tempat menginap. Hotel Villa Fontaine, Shiodome, Tokyo. Toiletnya begini. Di sisi kanan, ada gagang warna susu. Seukuran tangan, sepanjang telapak hingga siku. Banyak tombol di panel itu. Yang fungsinya menggantikan selang di toilet duduk konvensional. Gagang itu terintegrasi dengan bagian belakang peturasan. Hedeh, ngomongin toilet saja pakai kata terintegrasi. Kayak bahas politik saja. Oke, lanjut.

         

          Di gagang itu ada empat tombol berukuran besar. Di sisi kanan. Di tiap tombol ada gambar. Yang menerangkan fungsinya. Pertama gambar kotak hitam. Dengan keterangan stop dan tulisan Jepang. Tombol kedua bergambar air mancur. Bercabang dua. Keterangannya rear (siraman di belakang). Juga dilengkapi tulisan Jepang. Tombol ketiga gambarnya orang duduk. Di bagian bawahnya pancuran air. Keterangannya front. Gambar orang duduk itu berambut panjang. Itu tombol khusus perempuan.

 Tombol keempat gambarnya not balok plus keterangan on-off. Di bagian atasnya tertulis privacy. Saya tak tahu fungsinya. Saat dipencet tak ada sesuatu terjadi. Tak juga terdengar apa-apa jika merujuk pada keterangan gambarnya. Saya pencet lagi. Tak juga ada perubahan. Mungkin ada, saya saja yang tak menyadarinya.  

 Masih di panel itu. Di sisi kanan ada empat tombol lebih kecil. Dua tombol untuk mengatur tekanan air. Dua tombol lagi untuk mengatur suara. Besar, kecil. Di baris belakang ada lima tombol lagi. Kecil-kecil. Yang saya tak tahu fungsinya. Karena bertuliskan huruf  Jepang. Tak ada keterangan bahasa Inggris. Bisa jadi karena tombol-tombol itu tidak berfaedah dalam aktivitas buang hajat. Jadi tak perlu diberi penjelasan dengan bahasa internasional.   

Kita akan menemukan toilet serupa di mayoritas tempat di Jepang. Saat saya ke Kantor Yakult Honsha dan pusat penelitian Yakult. Saat kebelet pipis di stasiun kereta bawah tanah. Juga saat berada di rumah makan.

 Sedangkan metode membilasnya via panel flush. Di bagian belakang. Menempel dinding. Menggunakan sensor tangan. Cukup dekatkan tangan ke bagian tengah panel berupa plat besi itu, air akan mengalir. Hanya satu tulisan yang familier di toilet tersebut, karena juga banyak ditemui di Indonesia, yakni; Toto.

 Bingung tidak dengan penjelasan mengenai toilet di hotel tempat saya menginap waktu itu? He, he, he... Biar tambah bingung saya lanjutkan cerita fitur lain di toilet itu. Saat kita duduk, lapisan atas toilet akan menekan ke bawah, dan menghadirkan rasa hangat di paha. Awalnya saya kaget. Kenapa ini. Kok menghangat di paha bawah. Pas saya cek-cek oh, ini penghangat. Saya senyum sendiri. Toilet segitunya ya. Langsung teringat waktu kecil. Saat air PDAM belum masuk di kampung saya, Loa Bakung, Samarinda.

          Warga mengandalkan Sungai Mahakam untuk mandi, cuci, kakus (MCK). Dan saya sempat merasakan masa-masa buang hajat di jamban. Mandi di sungai. Yang langsung menggayung airnya, kalau ada kotoran lewat, harus dikibas-kibas dulu. Ha, ha, ha... Masa kecil yang menyenangkan.   

          Oh iya, kenapa saya menulis soal toilet? Sampai gamblang. Sepertinya enggak banget ya. Saya hanya ingin sejenak kita melihat kemajuan di luar sana. Saat di negara orang jambannya sudah tinggal pencet-pencet, kita sibuk mengurusi berita bohong. Menyerang lawan politik. Beragam pencitraan. Hujat sana sini di media sosial (medsos). Intinya, tahun politik kali terasa tidak menyenangkan. Terasa sejak tahun lalu. Warga terbelah. Saling curiga. Tak bisa keliru sedikit, langsung hujat. Viral. Lapor polisi. Bahkan sampai hilangnya keakraban bermasyarakat.

 Saya ingin kita mengalihkan perhatian sejenak, ke hal lain, yang tak melulu politik. Agar pikiran kita segar. Komprehensif dalam menjalankan negara. Tak melulu menguras pikiran pada politik. Saya mengutip secuil catatan Pak Dahlan Iskan. Dua hari lalu. Judulnya Defisit BPS. Beliau menulis, "Perhatian sudah telanjur terlalu banyak diberikan pada politik. Termasuk di pos-pos yang harusnya memikirkan ekonomi negara".

Tapi sebenarnya membahas toilet pada tahun politik ini pas-pas saja. Ada korelasinya. Banyak politisi yang memikirkan stratagi menghadapi lawan, menyiapkan kontra-statement, menyiapkan dana kampanye, alat peraga, hingga merenungi kekurangan, saat jongkok atau duduk di toilet. (*/k18)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi kalo ga lengkap berita nya http://kaltim.prokal.co/read/news/350166-toilet-canggih-saat-jenuh-politik

No comments:

Post a Comment