KOMPAS.com – Berbagai terobosan terus dilakukan di dunia medis untuk meminimalkan risiko dari penggantian bantalan tulang leher. Bila dulu prosedur ini tergolong operasi besar dan menakutkan, kini mengganti bantalan tulang leher hanya butuh 35 menit.
Dijelaskan oleh dr M Sofyanto, SpBS, dari Comprehensif Brine and Spine Centre (CBSC) Surabaya di kantor Kompas.com, Jakarta, Jumat (3/8/2018); operasi mengganti bantalan tulang leher dilakukan untuk menangani penyakit spondylosis cervical (SC) atau yang dikenal awam sebagai kecetit leher.
Penyakit ini terjadi ketika ada kerusakan atau aus pada bantalan (discus) yang berada di antara ruas leher. Pecahan discus lalu menyembul keluar dari tempatnya dan menekan sumsum yang berada di tengahnya.
Akibatnya, terjadi berbagai macam gejala yang dimulai dengan nyeri di bagian leher, lengan dan belikat; sakit kepala seperti vertigo, kelemahan kaki dan tangan, sampai kelemahan fungsi-fungsi otonom, seperti fungsi seksual, buang air kecil dan buang air besar.
Baca juga: Semakin Canggih, Tumor Otak Kini Bisa Ditangani Lewat Alis
Sofyanto yang akrab disapa Sofyan juga menjelaskan bahwa SC bisa terjadi karena banyak hal, termasuk usia, kecelakaan, olahraga, hingga kebiasaan.
“Kebiasaan memakai gadget, menunduk, dan posisi duduk yang tidak tegak membuat tulang leher yang harusnya melengkung ke belakang malah menjadi lurus,” katanya.
Untungnya, kini penanganan SC sudah canggih dan tidak berdarah-darah seperti dahulu.
Disebut teknik anterior micro disectomy (AMD), dokter yang menangani hanya perlu membuat sayatan selebar 2-3 sentimeter di leher depan yang bersebelahan dengan batang tenggorokan untuk mengeluarkan discus yang sudah rusak. Setelah itu, dokter akan menggantinya dengan bantalan buatan non-metal yang bisa bergerak.
Bila dibandingkan dengan teknik lainnya, penggantian bantalan leher yang bisa bergerak ini (mobile discoplasty) memiliki banyak kelebihan.
Baca juga: Waspadai Guratan Hitam di Leher Anak Gemuk
Pertama, prosedur bisa dilakukan dalam waktu 35 menit dan pasien sudah bisa beraktivitas seperti biasa keesokan harinya. Kedua, karena leher tidak dipasangi plat dan mur, ruas di atas dan di bawahnya tidak mengalami tekanan berlebih yang bisa menyebabkan kerusakan susulan.
Salah satu pasien yang telah ditangani menggunakan mobile discoplasty adalah Sri. Wanita ini telah mencoba berbagai macam pengobatan alternatif untuk menyembuhkan SC-nya, hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk menjalani operasi ini pada bulan September 2011.
Rupanya, operasi berjalan cepat. Bersama seluruh persiapannya, prosedur ini hanya memakan waktu dua jam.
“Dua jam sudah keluar, sudah bisa melambaikan tangan ke cucu. Lalu, seminggu (kemudian) sudah menyetir sendiri,” tuturnya.
Kini, Sri sudah tidak lagi mengalami sakit di kepala dan leher yang luar biasa. Walaupun operasi dilakukan hampir tujuh tahun lalu, hasil evaluasi terakhir juga menunjukkan bahwa bantalan buatan yang berada di lehernya masih lentur.
Baca Lagi kalo ga lengkap berita nya https://sains.kompas.com/read/2018/08/04/180800523/semakin-canggih-ganti-bantalan-tulang-leher-kini-hanya-butuh-35-menit
No comments:
Post a Comment