Melansir berita Autonews pada Kamis (25/10) lalu, studi American Automobile Association (AAA) menyimpulkan estimasi biaya perbaikan fitur canggih seperti automatic emergency braking, lane departure warning, dan blind spot monitoring, lebih besar dari fitur-fitur konvensional.
Studi dilakukan pada Nissan Rogue 2018, Toyota Camry 2018, dan Ford F-150 2018. Hitung-hitungan biaya perbaikan yang dipelajari berdasarkan daftar harga komponen OEM (Original Equipment Manufactured) dan upah jasa berdasarkan National Auto Body Research.
Biaya perbaikan minor untuk fitur-fitur canggih itu membutuhkan dana hingga US$3 ribu (Rp45,6 juta). Sampai sebesar itu sebab dikatakan perbaikan meliputi perbaikan sensor dan kalibrasi.Sementara itu untuk perbaikan seluruh mobil dengan sistem keselamatan canggih, misalnya saat terjadi tabrakan di bagian depan atau belakang, biayanya bisa mencapai US$5.300 (Rp76,1 juta). Jumlah ini dua kali lipat dari mobil tanpa fitur-fitur pembantu pengemudi.
Studi juga menemukan biaya umum perbaikan sensor belakang yang terintegrasi dengan blind spot monitoring dan rear cross traffic alert system berkisar US$850 (Rp12,9 juta) sampai US$2.050 (Rp31,2 juta). Sedangkan perbaikan sensor radar di bagian depan mobil sekitar US$900 (Rp13,7 juta) hingga US$1.300 (Rp19,7 juta).
Kerusakan kecil pada sensor ultrasonik depan atau belakang yang dimanfaatkan parking assist system membutuhkan dana berkisar US$500 (Rp7,6 juta) hingga US$ 1.300 (Rp19,7 juta) untuk perbaikan."Penting bagi pengemudi untuk memahami teknologi yang ada pada kendaraan mereka, bagaimana cara kerjanya, dan berapa banyak biaya yang diperlukan untuk perbaikan," jelas juru bicara AAA Michigan, Nancy Cain, dikutip dari Autoweek. (gfs/fea)
Baca Lagi kalo ga lengkap berita nya https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20181030153546-384-342636/mobil-makin-canggih-servis-makin-mahal
No comments:
Post a Comment