Sayangnya fitur ini hanya dihadirkan bagi pengguna di India saja. Dalam pernyataan resminya, WhatsApp mengatakan bekerja sama dengan startup lokal Proto untuk mengklarifikasi pesan yang dikirim atau disebar pengguna. Mereka juga akan membangun database konten untuk lebih memahami informasi yang salah.
WhatsApp memang mendapat banyak kritikan dari penggunanya di India karena platform ini tak bisa menyaring pesan hoaks. Saat ini ada 200 juta lebih pengguna WhatsApp di India.
Dalam laporan perusahaan pada Senin (1/4/2019), WhatsApp sudah menghapus 712 akun yang menunjukkan "perilaku tidak autentik" dan berkaitan dengan partai oposisi India dan milter Pakistan.
India sendiri akan melakukan pemilihan umum pada 11 April dan hasilnya diharapkan sudah diumumkan pada 23 Mei 2019. Partai-partai politik besar India saling menuduh menyebarkan berita palsu di WhatsApp.
Foto: Infografis/Fitur yang akan ada di Whatsapp/Arie Pratama
|
"Tujuan dari proyek ini untuk mempelajari fenomena hoaks" ujar pendiri Proto Ritvvij Parrikh dan Nasr ul Hadi seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/4/2019). "Semakin banyak data masuk, kami akan dapat mengidentifikasi masalah, lokasi, bahasa, wilayah, dan banyak lagi yang paling rentan atau terpengaruh."
WhatsApp mengatakan Proto akan dibantu oleh dua organisasi lain dengan pengalaman bekerja pada proyek-proyek yang berhubungan dengan hoaks.
"Tantangan virus misinformasi membutuhkan upaya yang lebih kolaboratif dan tidak dapat diselesaikan oleh satu organisasi saja," kata WhatsApp.
Layanan baru, yang dijuluki Checkpoint Tipline, dapat menerima pesan dalam bentuk gambar dan video serta teks dalam bahasa Inggris dan empat bahasa regional. Checkpoint adalah proyek penelitian yang ditugaskan oleh WhatsApp.
(roy/dru)
Baca Lagi kalo ga lengkap berita nya https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20190402190041-37-64414/lawan-hoaks-whatsapp-luncurkan-fitur-canggih-ini
No comments:
Post a Comment