Pages

Tuesday, December 4, 2018

Berkat Alat Canggih, Pasien Kanker Paru Ini Bisa Bertahan Hidup Lama - Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria—yang tak disebut namanya—berusia 48 tahun asal New York, Amerika Serikat didiagnosis kanker paru pada November 2008. Jika kasus pada umumnya, kanker paru disebabkan gaya hidup buruk, seperti merokok dan konsumsi alkohol, pria yang merupakan mantan perokok itu didera kanker karena turun-temurun (genetik). Kanker paru jenis adenokarsinoma diturunkan dari garis keturunan ibu.

Riwayat kanker lain dalam keluarga sang pria juga dipengaruhi dari garis keturunan ayahnya. Dari garis keturunan ayah, beberapa anggota keluarga didera kanker payudara. Ibu sang pria juga menderita kanker otak. Ia baru memeriksakan diri karena kerap mengalami nyeri dada sebelah kiri. Setelah diperiksa menggunakan CT scan, ada nodul (benjolan berbentuk bulatan atau oval) pada paru-parunya.

Berdasarkan laporan studi kasus berjudul, Stage IV EGFR Mutation-Negative and ALK Mutation-Negative Lung Adenocarcinoma: Long-Term Survival is Possible, adanya nodul paru membuat pria yang didiagnosis kanker paru menjalani serangkaian pemeriksaan medis. Pemeriksaan biopsi dilakukan pada 2009 untuk melihat, apakah nodul tersebut termasuk tumor ganas dan berpotensi menyebar (metastasis). Hal ini juga bisa melihat stadium paru yang didera pasien.

Hasil pemeriksaan menunjukkan, ukuran tumor 0,6 cm dan jenis tumor langka. Kanker paru stadium 4 pun harus dialaminya. Demi mendapatkan pengobatan tepat, ia dirujuk melakukan pemeriksaan Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) dan Anaplastic Lymphoma Kinase (ALK). Pemeriksaan tersebut mirip biopsi, sampel tumor diambil, kemudian diperiksa dengan teknologi yang lebih canggih.

Deteksi EGFR dan ALK bertujuan, apakah tumor bermutasi dan membantu dokter menentukan pengobatan yang tepat. Berkat pemeriksaan tersebut, pasien pria diberi pengobatan dengan terapi radiasi dan kemoterapi.

Terapi radiasi dan kemoterapi dilakukan sepanjang Mei-Juli 2009. Ia juga diberi obat antikoagulan (obat penghambat penggumpalan darah). Laporan studi yang dipublikasikan di ResearchGate pada Desember 2015 memaparkan, hasil pemeriksaan scan, ukuran nodul atau tumor di paru-paru sebelah kiri mengecil. Walaupun begitu sel kanker paru rupanya diam-diam menyebar hingga ke hati. Ia meninggal pada Oktober 2015.

Pemeriksaan menggunakan teknologi canggih kanker paru, khususnya stadium lanjut dapat dilakukan secara rinci dengan meneliti gen (DNA) sel kanker. Adanya pemeriksaan dapat membuat pasien bertahan hidup lebih lama. Jurnalis Liputan6.com mengangkat liputan khusus terkait pemeriksaan EGFR dan ALK untuk kanker paru.

Saksikan video menarik berikut ini:

Sebagai Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho selalu menyampaikan kebenaran data dan informasi terkait setiap bencana yang melanda Tanah Air. Sosok Sutopo dikenal tak pernah lelah walaupun divonis dokter menderita penyakit ...

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi kalo ga lengkap berita nya https://www.liputan6.com/health/read/3798158/berkat-alat-canggih-pasien-kanker-paru-ini-bisa-bertahan-hidup-lama

No comments:

Post a Comment