Chairman PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Setyono Djuandi Darmono menjelaskan, sistem mitigasi sejatinya sudah tersedia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Badan Kerjasama Internasional Jepang atau Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) sudah membuat studi ihwal potensi bencana di lokasi tersebut sejak 1987.
"Banyak sekali yang sudah dibangun. Tidak hanya software tapi juga hardware. Software tuh maksudnya training-training penanganan bencana," kata Setyono Djuandi Darmono di Jakarta, Senin (24/12/2018).
Dirinya mengaku saat ini juga telah tersedia sistem alarm yang akan berbunyi bila potensi tsunami terjadi. Namun, ia menyatakan gerak tsunami tidak bisa diprediksi. Sehingga, sebelum alarm berbunyi tsunami sudah menghantam daratan. Jalur evakuasi pun, lanjut Darmono, sudah tersedia.
Menurutnya, yang paling penting dibangun di kawasan bisnis wisata itu adalah shelter. Fungsinya untuk menampung para wisatawan bila bencana terjadi. Shelter itu harus dibangun memakai kontainer sehingga lebih tahan gempa dan tsunami.
"Kalau keadaan seperti ini yang paling penting adalah shelter. Jadi mungkin lebih banyak nanti kita bangun pakai kontainer. Lalu hotel-hotel ada juga yang dibangun di atas bukit. Sehingga tidak semua di pinggir pantai dan buat tanggul," ujarnya.
Tsunami yang terjadi kemarin, katanya, benar-benar tidak terduga. Padahal, karyawan hotel bahkan yang ada di front office sudah dilatih untuk menghadapi gempa dan tsunami. Namun, kondisi saat bencana terjadi begitu cepat, hujan dan gelap meski sebelumnya cuaca cerah dan tenang.
Direktur Utama PT Banten West Java Tourism Development Poernomo Siswo Prasetyo yang 30% bangunan hotelnya mengalami kerusakan menyatakan, dengan kontainer pengunjung bisa diselamatkan dari terjangan tsunami karena kontainer bisa mengambang.
"Ini bisa buat pelajaran bagi kita ke depan untuk daerah-daerah pantai. Ada beberapa penyelamatan jalur mitigasi kita harus siapkan," tambahnya.
Komarudin Hidayat perwakilan dari Tidar Heritage Foundation menambahkan, Indonesia bisa belajar dari Pemerintah Jepang yang lebih sering dihantam bencana. Ia mengatakan memang sistem mitigasi harus ditingkatkan lagi.
"Sekarang masih perlu ditingkatkan lagi. Kita lihat ada beberapa bangunan di keteinggian tertentu yang selamat." ucapnya.
PT Banten West Java Tourism Development merupakan anak usaha PT Kawasan Industri Jababeka Tbk yang bergerak di sektor perhotelan di Tanjung Lesung, Banten. Sebesar 30% bangunan yang dikelolanya mengalami kerusakan akibat tsunami.
(dru)
Baca Lagi kalo ga lengkap berita nya https://www.cnbcindonesia.com/news/20181225073149-4-47833/ri-wajib-punya-sistem-mitigasi-tsunami-canggih
No comments:
Post a Comment