Perlahan tapi pasti, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mulai menggerus tradisi-tradisi tradisional di berbagai negara di dunia. Kemunculan alat-alat canggih ini juga sebetulnya sudah lama merambah industri pertanian.
Indonesia sendiri sudah mulai menerapkan Revolusi Industri 4.0, yang digadang-gadang sebagai sebuah terobosan besar pada sektor manufaktur. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara maksimal.
Tidak hanya dari segi produksi, namun juga keseluruhan rantai nilai untuk mencapai efisiensi yang optimal sehingga melahirkan model bisnis baru berbasis digital.
Penerapan revolusi industri berbasis digital ternyata sudah lama diaplikasikan oleh sejumlah negara maju. Sebut saja China yang selama ini dikenal sebagai penghasil teh terbesar di dunia. Mereka tidak lagi menggunakan cara-cara tradisional untuk memetik teh saat musim panen tiba.
Menilik video yang diunggah oleh akun Twitter @basibanget, Kamis (28/3/2019), alih-alih memetik teh secara manual, para petani China justru menggunakan sebuah mesin canggih yang didesain secara khusus.
Indonesia:
[metikin pucuk teh]Cina: pic.twitter.com/9e8EIDfTr6 — ybs | 马可斯 (@basibanget) 25 Maret 2019
Mesin tersebut menyerupai gergaji besi dilengkapi celah-celah kosong yang digunakan untuk mengapit pucuk teh sebelum dipotong. Cara kerjanya pun terbilang sederhana. Para petani hanya perlu meletakkan mesin di atas pucuk teh, kemudian mendorongnya hingga bagian atas tanaman terpotong secara sempurna.
Bila dibandingkan dengan cara tradisional atau manual (menggunakan tangan), penggunaan mesin ini tentu jauh lebih efesien karena dapat memangkas waktu panen sehingga proses produksi bisa berjalan dengan cepat.
Melihat unggahan tersebut, sejumlah netizen mengaku terkesima melihat proses panen yang terlihat sangat praktis dan efisien. Namun, tak sedikit pula yang mengatakan bahwa cara ini sebenarnya sudah lama diterapkan oleh sejumlah pabrik teh di Indonesia.
“Tahun 1970an Indonesia sudah mulai penggunaan mesin petik itu sebenernya. Cuman banyak pertimbangannya, mulai dari jarak tanam dll. Yah, kalau bilang kualitas mempengaruhi sebenernya secara teori sih enggak, mungkin lebih banyak dihuman errornya. hehe,” tulis akun @kheandra
“Ini foto mesin pemetik teh di PTPN VIII, Subang. Mz nya kurang jauh mainnya hehe,” tulis akun @okelfa
Ada juga yang berasumsi bahwa teh yang dipetik secara manual atau menggunakan tangan, rasanya jauh lebih nikmat dibanding teh yang dipanen dengan mesin tersebut.
“Kebetulan ada pabrik teh disekitar rumah orang tua, sekitar 12 tahun kebelakang pabrik tersebut pakai mesin kaya gini tapi berbentuk gunting, tapi ga bertahan lama karna kualitas teh yang dihasilkan jelek, ga sebagus kalau dipetik secara manual. Enggak semua teknologi jadi solusi,” tulis akun @adriantoakbar
“Yg dipetik tangan lebih enak drpd pake mesin. Sama kaya batik, yg dilukis tangan lebih mahal dr yg pake cetakan,” tulis akun@FitriaArdi
“Ada kelebihannya loh teh yang dipetik dengan tangan bisa sambil grading pucuk teh yang bisa diolah jadi teh "mahal" misalnya silver needle, sedangkan teh yang dipanen dengan mesin biasanya untuk industri (minuman teh kemasan), cmiiw frens,” tulis akun @Alfifl.
(hel)
Baca Lagi kalo ga lengkap berita nya https://lifestyle.okezone.com/read/2019/03/28/298/2036138/viral-alat-canggih-untuk-panen-teh-netizen-teh-dipetik-pakai-tangan-lebih-enak
No comments:
Post a Comment